50 Contoh Kalimat Pasif: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Kegunaan

Kalimat pasif, atau dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai “passive voice”, merupakan salah satu cara mengekspresikan aksi yang fokus pada objek yang menerima aksi tersebut.

“Mengapa sih perlu belajar kalimat pasif?” mungkin itu pertanyaan yang sempat muncul di benakmu.

Nah, menguasai kalimat pasif itu penting lho, karena dengan begitu, kamu bisa lebih variatif dalam menyusun kalimat. Plus, dalam beberapa konteks, menggunakan kalimat pasif itu lebih tepat untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan.

Dalam dunia sastra, jurnalisme, bahkan percakapan sehari-hari, kalimat pasif sering digunakan untuk memberikan nuansa yang berbeda, menonjolkan aspek tertentu, atau bahkan untuk menyampaikan hal dengan lebih halus.

Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang definisi kalimat pasif, ciri-cirinya, sampai ke 50 contohnya. 

Apa Itu Kalimat Pasif?

Kalimat pasif adalah struktur kalimat di mana subjeknya menerima aksi, bukan melakukan aksi. Ini kebalikan dari kalimat aktif, di mana subjek melakukan aksi.

Dalam kalimat pasif, fokusnya bukan pada pelaku, tapi pada objek. Misalnya, “Buku itu dibaca oleh dia,” di sini ‘buku itu’ adalah subjek yang menerima aksi ‘dibaca’.

Menggunakan kalimat pasif dapat memberikan nuansa yang berbeda pada pesan yang ingin kamu sampaikan.

Misalnya, kalimat pasif sering digunakan untuk menonjolkan hasil aksi daripada pelakunya, atau ketika pelaku aksinya tidak diketahui atau tidak penting.

Ini sangat berguna dalam penulisan ilmiah, laporan formal, atau bahkan dalam pemberitaan.

Ciri-Ciri dan Kegunaan Kalimat Pasif

Setelah memahami pengertian kalimat pasif, yuk kita lanjut ke ciri-ciri dan kegunaannya. Bagian ini akan mengupas tuntas apa saja yang membedakan kalimat pasif dari kalimat aktif dan situasi apa saja yang paling tepat untuk menggunakan kalimat pasif. 

Kalimat pasif memiliki karakteristik yang khas, membuatnya mudah dikenali, antara lain:

  1. Penggunaan Kata Kerja Bantu: Dalam bahasa Indonesia, kalimat pasif sering diawali dengan kata kerja bantu seperti “di-“, “ter-“, atau “ke-“. Kata kerja bantu ini menandai bahwa subjek dalam kalimat tersebut menerima aksi.

  2. Fokus pada Objek atau Hasil Aksi: Kalimat pasif memfokuskan perhatian pada objek atau hasil dari aksi, bukan pada pelakunya. Ini membuatnya ideal untuk menekankan aspek tertentu dari suatu kejadian atau situasi.

  3. Pelaku Aksi Tidak Selalu Disertakan: Dalam kalimat pasif, pelaku aksi (agent) bisa dihilangkan atau tidak disebutkan. Ini sering terjadi ketika identitas pelaku tidak diketahui atau tidak penting.

BACA JUGA  How To | 11 Kegiatan Kreatif agar Selalu Produktif, Belajar dari Kehidupan Mahasiswa Universitas Cambridge UK

Sekarang, mari kita beralih ke kegunaan kalimat pasif:

  1. Menekankan Objek atau Hasil Aksi: Seperti yang telah disebutkan, kalimat pasif sangat berguna ketika kamu ingin menekankan hasil atau objek dari suatu aksi. Hal ini sering digunakan dalam penulisan ilmiah, laporan, atau berita.

  2. Mengaburkan atau Menghilangkan Pelaku: Ketika kamu tidak ingin menonjolkan pelaku atau ketika pelaku tidak diketahui, kalimat pasif adalah pilihan yang tepat. Ini sering terlihat dalam pemberitaan atau penulisan formal di mana fokusnya adalah pada kejadian atau hasilnya, bukan pada orang yang melakukan aksi.

  3. Ketepatan dan Formalitas: Dalam beberapa konteks, seperti dalam penulisan akademis atau hukum, kalimat pasif dianggap memberikan kesan yang lebih formal dan objektif. Ini karena kalimat pasif bisa mengurangi penggunaan kata ganti orang pertama, yang cenderung membuat teks terlihat lebih subjektif.

  4. Varian Bahasa yang Lebih Kaya: Menggunakan kalimat pasif memberikan alternatif dalam menyusun kalimat, yang bisa membuat teks lebih kaya dan variatif. Ini khususnya berguna dalam proses kreatif, seperti dalam penulisan fiksi atau sastra.

Menguasai kalimat pasif bukan hanya tentang mengenali ciri-cirinya, tapi juga tentang memahami kapan dan bagaimana menggunakannya secara efektif.

Dengan mengetahui ciri dan kegunaan kalimat pasif, kamu bisa lebih cermat dalam memilih bentuk kalimat yang paling tepat untuk setiap situasi.

infiltran.com contoh kalimat pasif

50 Contoh Kalimat Pasif dalam Berbagai Konteks

Berikut adalah 50 contoh kalimat pasif dari berbagai konteks, lengkap dengan penjelasan singkat mengapa kalimat pasif digunakan:

  1. Buku itu dibaca oleh Ana.
    Penjelasan: Menggunakan kalimat pasif untuk menekankan pada objek “buku” yang dibaca.

  2. Rumah tersebut dibangun tahun lalu.
    Penjelasan: Pelaku tidak disebutkan karena mungkin tidak diketahui atau tidak penting.

  3. Surat tersebut dikirim minggu lalu.
    Penjelasan: Fokus pada aksi pengiriman surat, bukan pada pengirim.

  4. Laporan itu disiapkan dengan hati-hati.
    Penjelasan: Menekankan pada kualitas penyusunan laporan.

  5. Keputusan akan diambil oleh manajemen besok.
    Penjelasan: Memfokuskan pada keputusan yang akan diambil, bukan pada manajemen.

  6. Pertandingan ditunda karena hujan.
    Penjelasan: Menyampaikan alasan penundaan lebih penting daripada siapa yang menunda.

  7. Pohon itu ditebang untuk pembangunan jalan.
    Penjelasan: Menonjolkan alasan penebangan, bukan pelaku.

  8. Instruksi ini diberikan untuk keselamatan semua.
    Penjelasan: Fokus pada instruksi dan tujuannya, bukan pada pemberi instruksi.

  9. Puisi ini ditulis oleh penyair terkenal.
    Penjelasan: Menekankan pada puisi sebagai karya, bukan pada penyair.

  10. Masalah itu sedang ditangani oleh tim teknis.
    Penjelasan: Fokus pada proses penanganan masalah.

  11. Tugas itu diselesaikan sebelum tenggat waktu.
    Penjelasan: Menekankan pada pencapaian menyelesaikan tugas, bukan pada orang yang menyelesaikannya.

  12. Kebijakan baru akan diumumkan minggu depan.
    Penjelasan: Fokus pada kebijakan itu sendiri, bukan pada pengumumnya.

  13. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber.
    Penjelasan: Menonjolkan proses pengumpulan data, bukan si pengumpul.

  14. Pameran seni itu diselenggarakan oleh komunitas lokal.
    Penjelasan: Memfokuskan pada pameran, bukan pada penyelenggara.

  15. Rencana itu ditinjau ulang oleh tim ahli.
    Penjelasan: Menekankan pada proses peninjauan, bukan siapa yang meninjau.

  16. Hasil survei tersebut dipublikasikan untuk umum.
    Penjelasan: Menekankan pentingnya hasil survei, bukan pada pihak yang mempublikasikan.

  17. Bahasa asing diajarkan di sekolah ini.
    Penjelasan: Fokus pada subjek yang diajarkan, bukan pengajar.

  18. Hukuman diberikan kepada yang bersalah.
    Penjelasan: Menekankan pada penerimaan hukuman, bukan pemberi hukuman.

  19. Film itu disutradarai oleh direktur ternama.
    Penjelasan: Menonjolkan film sebagai karya, bukan si sutradara.

  20. Kasus tersebut sedang diinvestigasi oleh otoritas.
    Penjelasan: Fokus pada proses investigasi, bukan siapa yang menginvestigasi.


    Contoh 21-50 akan mengikuti pola serupa, setiap contoh memberikan situasi yang berbeda di mana kalimat pasif menjadi pilihan yang tepat, baik untuk menekankan objek, menghilangkan pelaku, atau alasan lain yang relevan dengan konteks.


  21. Peraturan ini ditetapkan untuk kebaikan bersama.
  22. Kue itu dipanggang dengan sempurna.
  23. Lagu tersebut dinyanyikan oleh penyanyi terkenal.
  24. Proposal itu ditolak tanpa penjelasan.
  25. Tindakan segera diambil untuk mengatasi masalah.
  26. Penghargaan diberikan kepada pemenang.
  27. Undangan telah dikirim ke semua peserta.
  28. Laporan keuangan diaudit setiap tahun.
  29. Keputusan diambil setelah diskusi panjang.
  30. Pembayaran dilakukan secara elektronik.
  31. Pesan itu disampaikan dengan jelas.
  32. Risiko itu diidentifikasi selama fase awal.
  33. Kesalahan itu diakui oleh tim.
  34. Kritik itu diterima dengan lapang dada.
  35. Pengumuman itu dibuat melalui siaran pers.
  36. Strategi itu dirumuskan oleh para ahli.
  37. Kamar tersebut disiapkan untuk tamu.
  38. Obat itu diberikan kepada pasien.
  39. Instruksi diikuti tanpa keberatan.
  40. Penemuan itu dipatenkan tahun lalu.
  41. Perbaikan dilakukan segera setelah kerusakan terdeteksi.
  42. Kritik disampaikan secara konstruktif.
  43. Akses diberikan kepada anggota terdaftar.
  44. Pelatihan diselenggarakan untuk karyawan baru.
  45. Pertanyaan dijawab dengan sabar.
  46. Dukungan diberikan selama masa sulit.
  47. Kesimpulan diambil dari data yang dikumpulkan.
  48. Keberanian ditunjukkan dalam situasi sulit.
  49. Kerjasama diminta dari semua departemen.
  50. Perhatian diberikan pada setiap detail.
BACA JUGA  Tertarik Laptop Dua Layar? Pastikan Anda Memilih Laptop AI ASUS Zenbook DUO UX8406!

Kesimpulan

Ingat, menguasai kalimat pasif bukan berarti mengabaikan kalimat aktif. Keduanya memiliki perannya masing-masing dalam komunikasi.

Kuncinya adalah mengetahui kapan harus menggunakan kalimat pasif untuk memaksimalkan efektivitas komunikasi dan penulisanmu.

Teruslah berlatih dan eksplorasi berbagai contoh kalimat pasif dalam kehidupan sehari-hari, dan lihatlah bagaimana itu dapat mengubah caramu menyampaikan ide dan informasi. Selamat belajar!

Recommended Articles