Pertengahan Desember 2015, kegiatan charity Project for Awesome (P4A) kembali digelar oleh John dan Hank Green. Tentu saja, partisipasi terbanyak akan diisi oleh para nerdfighter. Di kehidupan para remaja yang dekat dengan internet, terma “nerdfighter” memiliki arti yang sangat spesifik pun etimologi yang jelas.
Nerdfighter utamanya dipahami sebagai mereka yang berusia muda dan menjadi pengikut dari ide-ide kreatif John Green–dan Hank Green. Selama ini kebanyakan orang mungkin hanya tahu John Green lewat novel-novel young-adult-nya yang menjadi best seller. Sebut saja The Fault in Our Stars, Paper Towns, maupun Looking for Alaska. Namun di luar dari hal itu, John adalah sosok yang sangat dekat dengan para kreator konten daring berusia muda. Dia menjadi semacam panutan bagi para kreator baru yang ingin memasuki dunia kreatif daring. Di titik itulah, istilah nerdfighter muncul.
Namun selain karena jaringan daring yang dimiliki, sosok John Green pun sangat dekat dengan para remaja karena faktor tulisannya. Novel-novel yang karyanya selalu memiliki tokoh utama remaja yang terlihat bermasalah–susah beradaptasi dengan lingkungannya, pun selalu memilih jalan hidup sesuai dengan caranya sendiri-sendiri.
Dari gambaran singkat tentang hal yang John Green tawarkan di novel-novelnya, tentu akan ada yang beranggapan bahwa formula yang digunakannya sudah umum atau bahkan biasa saja. Namun, bagi para pembacanya, John Green berhasil melakukan apa yang disebut oleh David Foster Wallace sebagai sebuah karya fiksi yang bagus: dia sukses membuat para pembaca seolah-olah merasa tidak sendirian.
Definisi yang tidak biasa
Sejarah panjang nerdfighter dimulai pada 2007. Kala itu, John dan Hank Green yang merupakan kakak beradik, memulai kanal YouTube-nya dengan mengunggah konten video blog (vlog). Nama saluran yang dipilih adalah Vlogbrothers. Mereka menyebut usaha yang dilakukannya sebagai “Brotherhood 2.0”. Rencana kontennya sederhana: mereka berdua akan saling berkomunikasi secara khusus dengan mengangkat isu-isu penting terbaru via vlog yang dibuat sepanjang tahun. Hank dan John mengunggah video masing-masing di hari berbeda, di akhir vlog mereka akan berujar, “Hank/John, see you on (tergantung hari yang dipilih untuk mengunggah vlog selanjutnya).”
Dalam sebuah wawancara, John Green sempat berujar bahwa ketika mereka mulai membuat video, mereka berharap agar apa yang dilakukan bisa membangun komunitas kecil namun aktif di antara para audiensnya. Anggota komunitas itu diimpikan mau berpartisipasi di proyek-proyek kreatif yang telah Vlogbrothers rencanakan.
Ternyata, hasilnya positif bahkan di luar dugaan. P4A pertama yang mereka umumkan berhasil menarik sekira sepuluh ribu partisipan. Di mana panggilan “nerdfighters” sudah mereka gunakan secara sukarela. Misi Project for Awesome Vlogbrothers adalah “increase awesome and decrease suck” di dunia degan cara menginisiasi charity digital.
Dengan slogan “don’t forget to be awesome” nyatanya keberadaan nerdfighteria di awal benar-benar tidak terduga. Di awal kemunculan via YouTube, John Green sempat meragukan kemampuan pengaruhnya. Terma nerdfighter sendiri pada awalnya sekadar dijadikan bahan guyonan oleh John. Permulaan 2007 John merekam salah satu vlog-nya di sebuah bandara di Savannah, Georgia. Posisinya kala itu berada di depan sebuah perangkat game arcade yang logonya terbaca seperti “Nerdfighters”. Kenyataannya, yang tertulis adalah Aero Fighters. Green menganggap istilah itu lucu dan memasukkan “nerdfighters” ke dalam vlog selanjutnya.
Green berkata, “Ini adalah pertanyaan saya tentang Nerdfighters: apakah Nerdfighters adalah game tentang orang yang berjuang melawan para nerd, atau itu adalah game tentang para nerd yang berjuang melawan orang lain? Saya sampai di kesimpulan bahwa Nerdfighters adalah sebuah game tentang para nerd yang berjuang, para nerd yang berani menghadapi orang-orang populer. Dan saya juga sempat berujar pada diri sendiri… ini akan jadi ide video game yang sangat hebat.”
Sejak saat itu, para penonton langsung membuat video respons dan menyebut diri mereka sebagai nerdfigters. Gerakan sosial itu pun resmi terlahir. Mungkin saja proses itu terdengar sangat mulus. Namun sebenarnya kepopulerannya tidak terlepas dari usaha para nerdfighter yang aktif menyebarkan sebutan itu di situs blogging Tumblr lewat fitur tag-nya.
Apabila ditelusur lagi, posisi Green semacam Dante masa kini, memimpin para audiensnya ke lingkaran setan–susah keluar. Mungkin perumpamaannya nampak hiperbolis, namun bakal masuk akal jika kamu juga menghadapi perasaan cemas layaknya yang dihadapi oleh para generasi muda di era digital ini. Penggambaran kehidupan remaja di novelnya yang akurat, vlog yang sesuai, diksi yang tepat, hal itulah yang membuat audiens Vlogbrothers menjadi semakin meraksasa secara natural.
Namun, sesuatu yang besar tidak selalu berujung pada tujuan supaya menjadi mainstream. “Salah satu alasan mengapa Hank dan saya (atas nama Vlogbrothers maupun nerdfighters) selalu menolak tawaran untuk membuat konten di televisi adalah kami benar-benar tidak ingin nerdfighters menjadi sebuah fenomena budaya yang mainstream,” ungkap John. “Saya khawatir dengan hal yang dibutuhkan oleh budaya mainstream, seperti, pesan yang eksklusif serta adanya sebuah brand, pun keberadaan suara representatif dan sebagainya. Hal-hal itu tidak menarik perhatian kami sama sekali. Kami hanya ingin membuat hal-hal yang keren dengan orang-orang yang kami sukai.”
Dari apa yang diungkapkan oleh John Green itu, poin yang menjadi fokusnya adalah ketika semakin banyak orang tahu tentang apa itu nerdfighter lewat media mainstream, definisinya akan semakin kaku. Salah satu bagian yang menarik dan mengundang minat dari sebuah identitas adalah kecairannya. Generasi muda yang menjuluki dirinya sebagai bagian dari kubangan nerdfighteria pada akhirnya adalah mereka yang sering merasa bingung dan seolah-olah sendiri pun frustasi karena menganggap dirinya tidak pas di kotak pergaulan mana pun, untungnya, semua hal itu sudah terwadahi dalam satu definisi tanpa harus membuat istilah baru, nerdfighter.
Selama ini kita juga sering mendengar tentang risiko yang bakal dihadapi oleh pengguna internet berusia muda—baik atau pun buruk. Di bagian tertentu, hal itu justru memberikan fungsi lain. Internet adalah tempat di mana horison dari pendefinisian diri sendiri menjadi sangat luas, menjadi menarik, aliran momen pencarian identitas menjadi lebih bisa dieksplor. John mengatakan, “Saya sangat bangga bahwa Stephen (Ira) menyatakan dirinya sebagai seorang nerdfighter, dan saya berharap bahwa nerdfighteria merupakan sebuah tempat di mana para generasi muda merasa nyaman dan aman, karena tidak banyak tempat yang seperti itu, daring maupun nyata.”
Nerdfighters dan Project for Awesome (P4A)
Project for Awesome 2015 dimulai pada 11 Desember 2015. Namun John Green sudah melakukan pemanasan sejak 10 Desember. P4A sampai saat ini telah memasuki tahun kesembilan. Penggalangan dana inisiasi John dan Hank Green ini sejak awal bertujuan untuk mengurangi hal-hal buruk (ketidakadilan dan kesengsaraan) di dunia. Mulai 2014, John menetapkan hari Jumat dan Sabtu pekan kedua di Desember sebagai tanda dimulainya P4A.
Project for Awesome mengundang semua orang untuk ikut terlibat, tidak ada batasan wilayah. Artinya, seluruh nerdfigters di dunia bisa berpartisipasi dengan caranya masing-masing. John dan Hank akan memulai P4A dengan melakukan video livestream selama 48 jam via saluran resmi mereka. Partisipan diminta untuk membagikan video dan bahan publikasi lainnya via media sosial, pun diminta untuk memilih keprihatinan apa yang menjadi prioritas mereka. P4A menggunakan hasil voting ini untuk memutuskan lembaga non-profit mana yang akan menerima donasi dari para nerdfighter (yang diwadahi oleh Foundation to Decrease World Suck).
Foundation to Decrease World Suck bekerja secara non-profit, dikelola oleh Vlogbrothers dan sukarelawan lain. Uang donasi diperoleh dari penjualan merchandise lewat toko daring Don’t Forget to Be Awesome (DFTBA), server Nerdcrafteria Minecraft, serta pendapatan iklan dari saluran YouTube Vlogbrothers.